Posted by : Yuuki
Sabtu, 04 Maret 2017
Dasar- Dasar komunikasi kantor
1.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
merupakan hal yang sangat penting dalam berinteraksi dengan orang lain, tanpa
komunikasi mustahil ada respon dari orang lain. Komunikasi membuat seseorang
dapat mengembangkan keterampilan berbicara untuk dapat bersosialisasi
dilingkungan tempat kerja, rumah, bahkan sampai di masyarakat.
Dengan komunikasi
yang santun, budi bahasa yang baik, senyum yang ikhlas, ramah dan sopan, juga
ringan dalam mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf, akan mewujudkan rasa
saling menghormati dan kerja sama yang semakin erat, sehingga meningkatkan
produktifitas kerja karyawan yang dibutuhkan oleh organisasi/perusahaan.
Istilah komunikasi
berasal dari bahasa latin, yaitu communicare yang berarti memberitahukan. Beberapa pengertian komunikasi
menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut.
- Menurut Mc. Farland, komunikasi adalah proses
interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara manusia.
- Menurut Keith Davis dalam bukunya Human Relation at Work, komunikasi
adalah proses jalur informasi dan pengertian dari seseorang dari seseorang
ke orang lain.
- Menurut Dr. Phil Astrid Susanto dalam bukunya komunikasi dalam Teori dan Praktek, komunikasi
adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti.
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau
lebih, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi dapat pula
berarti hubungan atau kontak.
- Dalam Ensiklopedia Administrasi, komunikasi
adalah suatu proses penyampaian ide dari sumber berita ke suatu tempat
tujuan.
- Dalam Kamus Administrasi Perkantoran,
komunikasi adalah penyampaian warta yang mengandung bermacam-macam
keterangan dari seseorang kepada orang lain.
Berdasarkan
beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses kegiatan penyampaian warta/pesa/berita
yang mengandung arti dari satu pihak ke pihak lain dalam usaha mendapatkan
saling pengertian.
2. Unsur-
unsur komunikasi
Komunikasi
merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh manusia, dimanapun,
kapanpun, dan siapapun akan melakukan kegiatan ini, baik dikantor, disekolah,
atau dimana saja setiap orang harus dapat bersosialiassi dengan lingkungannya.
Salah satu cara menyesuaikan diri adalah dengan berkomunikasi, baik secara
verbal maupun non verbal.
Komunikasi yang
buruk akan menghambat individu untuk menyampaikan ide , sedangkan komunikasi
yang lancar sebaliknya akan memperlancar informasi/ide dari satu pihak ke pihak
lain. Berikut ini dijelaskan Unsur-Unsur Komunikasi.
1. Comunicator (penyampai)
Comunicator adalah
orang yang menyampaikan informasi/ide atau pesan. Komunikator dapat berupa
perorangan maupun kelopok. Contohnya, Guru yang memberikan materi pelajaran
dikelas.
2. Communicate (pendengar)
Comunicate/komunikan
merupakan orang yang menerima/mendengar pesan/ide dari comunikator/penyampai.
Komunikan ini dapat berupa perorangan atau kelompok. Contoh, siswa yang
mendengarkan guru menyampaikan materi.
Unsur berikutnya
adalah pesan/ide atau informasi yang mengandung arti yang disampaikan
oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, gambar, suara, warna, tulisan,
sandi, perasaan, dll. Contoh. Spanduk iklan, Rambu lalu lintas.
4. Media
Media atau alat
penyampai pesan yang berguna untuk menyampaikan pesan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Contoh, telepon, televisi, surat, internet, dll.
5. Feedback (respon)
Unsur terakhir
dalam komunikasi adalah tanggapan/respon dari pihak komunikan/pendengar
terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Respon dari komunikan juga
beragam diantaranya adalah.
- Zero Feedback, yaitu
pesan yang diterima oleh komunikan dari komunikator yang tidak dimengerti
oleh komunikan. Biasanya terjadi jika pendengar tidak paham terhadap apa
yang disampaikan penyaji.
- Possitive Feedback, adalah
respon mengerti dari komunikan kepada komunikator.
- Neutral Feedback, adalah
respon yang tidak memihak, artinya pendengar tidak mendukung maupun
menentang.
- Negative Feedback, merupakan
kebalikan dari neutral f
3. Faktor- Faktor Penghambat Komunikasi
1. Kurangnya Kecakapan
Penyampai yang
kurang baik dalam menyampaikan pesan seperti gugup, berbicara terbata-bata,
gemetar, ataupun sikap lainnya, tak pelak akan mengesalkan si pendengar.
Walaupun pesan yang akan disampaikannya penting, namun dengan kemasan yang
kurang menarik audiens tentu kurang respon dengannya. Adapun cara mengatasinya
si penyampai pesan harus banyak berlatih agar lebih terampil berbicara.
2. Ketepatan Sikap
Sikap yang tidak
tepat pada saat berkomunikasi juga mendukung penghalang komunikasi yang
efektif, contohnya adalah sikap meremehkan pendengar, ataupun sebaliknya sikap
meremehkan komunikator. Hal ini dapat diatasi dengan menjalin sikap kooperatif,
(simpatik, memperhatikan dengan seksama) tentunya dibutuhkan komunikasi awal
yang baik.
3. Miskin Materi
Materi menjadi hal
penting pada saat komunikasi, sedikitnya materi pembicaraan mengakibatkan
audiens cepat bosan, dan informasi yang disampaikan juga menjadi kurang detail.
Mengatasi hal ini tidak ada jalan lain kecuali menambah wawasan dan banyak
menimba ilmu.
4. Kurang Sensistif
Selain harus
memiliki penguasaan materi yang baik, pemateri juga harus memahami siuasi
audiens, jangan sampai materi yang disampaikan menjadi mubazir karena tidak
sesuai dengan daya nalar penontonnya. Solusinya komunikator harus membiasakan
diri dan melihat sistem sosial yang ada di hadanpannya.
5. Kesalahan Bahasa
Bijak-bijaklah
menggunakan bahasa, sebab bahasa yang memiliki makna ganda akan menimbulkan
salah tafsir bagi pendengar. Beberapa bahasa juga mungkin berbeda antara satu
wilayah dengan wilayah lain. Pemecahan masalahnya dengan menggunakan istilah
yang tidak ambigu, juga dengan memilih bahasa resmi saja.
6. Jarak
Jarak antara
audiens dengan pemateri sedikit banyak akan mempengaruhi daya tangkap indera
pendengaran. Untuk mengatasinya gunakanlah media seperti handphone, internet,
speaker, dll.
7. Monoton
Komunikator yang
berbicara terus menerus dan tidak memberikan kesempatan untuk bertanya kepada
komunikan akan menghambat komunikasi, karena tidak diketahui apakah tujuan
penyampaian sudah tercapai atau belum. Cata mengatasinya, berilah kesempatan
komunikan untuk mengungkapkan pendapatnya agar komunikasi menjadi lebih
efektif.
Setelah mengetahui berbagai macam faktor penghambat komunikasi
maka untuk mengatasi berbagai macam hambatan tersebut dapat dilakukan hal-hal
berikut ini.
1. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati
Tentukanlah maksud dan tujuan komunikasi, serta komunikan yang
akan dituju. Pelajari apa yang dikehendaki oleh komunikan, gunakan bahasa yang
jelas, sederhana, mudah dipahami dan tidak bertele-tele, jelaskan inti
permasalahan yang penting, tekankan dan telaah ulang inti-inti yang penting.
2. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi
Komunikasi harus berupaya dapat membuat komunikan lebih mudah
memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan. Komunikator yang menyampaikan
pesan secara lisan (oral) akan lebih efektif bila lokasi atau tempat
berkomunikasi dalam situasi yang nyaman dan tenang, tempat duduk yang teratur,
rapi, ruangan yang sejuk, dan lain-lain sehingga penyampaian pesan dapat
berlangsung tanpa gangguan yang berarti.
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si
penerima pesan
Cara dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan
dengan baik, agar menghasilkan umpan balik dari komunikan sesuai harapan. Agar
umpan balik dapat berlangsung dengan cepat, maka komunikator dapat memilih
media apa yang akan digunakan.
4.Cara Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Dalam
melakukan hubungan komunikasi hendaknya komunikator dapat memahami apa, mengapa
dan bagaimana sesuatu terjadi dengan menggunakan kecerdasan dan kepekaan.
Ketika komunikasi menjadi tidak efektif maka akan terjadi kesalahan dalam
berkomunikasi. Kesalahan ketika berkomunikasi dapat mencakup beberapa aspek
keterampilan komunikasi yang meliputi:
- Keterampilan berbicara
- Keterampilan mendengarkan
- Keterampilan membaca
- Keterampilan menulis
Keempat keterampilan tersebut harus dimiliki untuk menunjang
aktifitas komunikasi bagi siapapu yang membutuhkan proses komunikasi efektif
untuk mendukung kegiatan yang sedang dijalankannya seperti manajer perusahaan,
sekretaris, guru, pengacara, dan lain-lain.
Semua pekerjaan di dunia bisnis pada umumnya membutuhkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaanya,
beberapa jenis pekerjaan membutuhkan keterampilan yang lebih besar daripada
pekerjaan lain. Seperti, salesman, humas, pengacara, jaksa, poitikus, diplomat,
entertainer, pengusaha, dan lain-lain.
Untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi hal yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
Menilai Diri Pribadi
Setiap orang mempunyai keterampilan berkomunikasi yang
berbeda-beda. Adakalanya seseorang terampil berbicara namun kurang terampil
menulis, lalu ada pula orang pintar menulis tapi kurang terampil berbicara
dengan baik.
Begitu pula dengan keterampilan membaca dan mendengarkan, yang
paling ideal adalah terampil dalam semua aspek keterampilan, baik berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis. Coba anda renungkan keterampilan apa yang
anda kuasai dan tidak anda kuasai, kemudian perhatikan lagi cara Anda
berkomunikasi yang baik dan yang salah dari segi apa saja. Langkah berikutnya,
Anda pusatkan dan kembangkan keterampilan anda pada aspek keterampilan
komunikasi yang paling lemah.
Perbanyak praktik komunikasi
Orang yang ahli dalam berkomunikasi tidak mendapatkan
keterampilan itu secara tiba-tiba. Tapi mendapatkannya melalui praktik
berbicara secara terus menerus. Seperti Presiden pertama Indonesia Bapak
Soekarno, ia ahli berpidato dihadapan umum karena melakukannya secara teratur
dan terus menerus di depan umum.
Semakin sering seorang berbicara didepan umum, dia akan
memperoleh pengalaman dan mempelajari pengalaman tersebut guna meningkatkan
keterampilannya dalam berbicara. Sebagai contoh lain, seorang penulis puisi
yang sudah menulis puluhan puisi pasti akan berbeda (lebih baik) dari orang
yang baru menulis puisi.
Menentukan tujuan komunikasi dengan jelas
Ketika komunikasi berlangsung, seorang harus menentukan tujuan
yang hendak dicapai dengan jelas. Komunikator harus tahu bagaimana
mengkomunikasikan pesan dan tujuan yang akan disampaikan.
5.Estetika Dalam Berkomunikasi
Estetika adalah salah satu
cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas
keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya.
Begitu juga dalam berkomunikasi sebisa mungkin harus menarik perhatian lawan berbicaranya, salah satunya dengan menampilkan estetika berbicara yang baik.
Estetika berbicara meliputi cara berpakaian, sikap badan, pandangan mata, gerak-gerik air muka, suara dan ucapan, dan ketegasan. Kita simak lebih lanjut pembahasan estetika tersebut berikut ini:
Begitu juga dalam berkomunikasi sebisa mungkin harus menarik perhatian lawan berbicaranya, salah satunya dengan menampilkan estetika berbicara yang baik.
Estetika berbicara meliputi cara berpakaian, sikap badan, pandangan mata, gerak-gerik air muka, suara dan ucapan, dan ketegasan. Kita simak lebih lanjut pembahasan estetika tersebut berikut ini:
Pakaian
Pakaian yang bersih dan rapi akan menumbuhkan rasa percaya diri,
harga diri, dan menunjukkan kepribadian seseorang. Oelh karena itu, seseorang
yang akan berbicara di depan umum hendaknya memperhatikannya. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam berpakaian adalah sebagai berikut.
1. Pakaian yang dikenakan harus serasi. Serasi dalam arti
menyesuaikan pakaian dengan bentuk tubuh dan menyesuaikan warna pakaian dengan
warna kulit.
2. Menggunakan pakaian yang bersih dan rapi.
3. Memperhatikan perlengkapan pakaian, misalnya kancing baju, ikat
pinggang, kerah baju, atau dasi. Periksalah apakan perlengkapan tersebut
lengkap atau tidak guna menunjang penampilan.
4. Sesuaikan sepatu dan kaos kaki dengan warna celana.
Sikap
Badan
Sikap badan yang perlu diperhatikan komunikator ketika sedang
berkomunikasi agar komunikan merasa hormat adalah sebagai berikut.
1.
Sikap duduk. Sikap duduk yang
baik adalah terlebih dahulu berdiri di depan kursi, kemudian mundur sedikit
perlahan kebelakang hingga bagian kaki menyentuh kursi. Selanjutnya secara
perlahan duduklah di kursi. Badan, kepala hingga pinggang diusahakan tetap
tegak. Duduklah tanpa memegang sesuatu. Hindari duduk terlebih dahulu di depan
para komunikan dan sering melihat kebelakang.
2.
Sikap Berdiri, sikap berdiri
yang baik adalah tegak dan bertumpu pada kedua kaki. Aturlah posisi berdiri
dengan nyaman, kekmudian ambil nafas dalam-dalam, dada busungkan ke depan, bahu
ditarik kebelakang, dan kepala di tegakkan. Ketika berbicara, hendaknya tangan
digantungkan disisi bawah.
Pandangan
mata
Ketika berbicara di depan umum, hendaknya komunikator
mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan secara bergantian. Dengan
memberikan perhatian kepada seluruh komunikan akan menumbuhkan kewibawaan
seorang komunikator. Hindari untuk memandang satu orang saja atau satu tempat
saja. Hindari menundukkan kepala atau membuang muka karena hal itu tidak sopan
dan kurang menghargai komunikan.
Ekspresi
Ekspresi komunikator hendaknya mengikuti apa yang disampaikan.
Jika isi pembicaraannya sedih maka ekspresi wajah juga menunjukkan kesedihan.
Sebaliknya jika isi pembicaraanya merupakan kabar gembira maka usahakanlah
wajah menunjukkan kesan gembira.
Gunakanlah anggota tubuh untuk mendukung ekspresi ketika
berbicara. Penggunaan tangan akan membantu komunikator dalam menggambarkan isi
pembicaraan. Namun jika gerakan tangan itu dilakukan berlebihan justru akan
mengganggu komunikan dalam memahami isi pembicaraan. Jadi gunakanlah anggota
tubuh sewajrnya saja.
Gaya Berbicara
Setiap orang memiliki suara dan gaya berbicara yang berbeda dan
dapat menimbulkan daya tarik sendiri bagi pendengar. Gaya yang dipergunakan
juga bermacam-macam, tergantung situasi dan kondisi audiensnya. Berikut ini
bermacam gaya berbicara yang dapat dilakukan komunikator.
1.
Gaya Berbicara Dengan Gaya Bahasa, yaitu cara berbicara dengan menggunakan pilihan kata,
ungkapan, atau hubungan suara.
2.
Gaya Berbicara Dengan Mimik, yaitu
cara berbicara dengan menggunakan gerak muka (wajah) si pembicara.
3.
Gaya Berbicara Dengan Pantomimik, yaitu cara berbicara dengan menggunakan gerak anggota
badan, seperti menggeleng kepala atau menganggukkan kepala.
4.
Gaya Berbicara Dengan Gerak Campuran, yaitu gaya berbicara dengan menggunakan mimik dan
pantomimik.
Ketegasan
Seorang komunikator hendaknya dapat bersikap tegas, tidak ragu
dalam menyampaikan materi yang dibawakannya. Sikap demikian akan menumbuhkan
kewibawaan, sehingga akan lebih dihargai oleh komunikan. Sebaliknya komunikator
yang ragu-ragu atau gugup akan kurang dihargai oleh komunikan.
6.Jenis- jenis komunikasi
Terdapat
jenis-jenis komunikasi di lingkungan sekitar, berbagai jenis komunikasi
meliputi komunikasi menurut lawan berbicara, komunikasi menurut jumlah,
komunikasi menurut tujuannya, komunikasi langsung dan tidak langsung, dan
komunikasi internal.
Komunikasi Menurut Lawan Bicara
Maksudnya adalah jenis komunikasi berdasarkan kepada pihak yang
diajak berkomunikasi. Berdasarkan lawan bicara jenis komunikasinya dibagi atas:
- Komunikasi Pribadi,
merupakan komunikasi antar person, misalnya dua orang yang saling
berbicara, dua orang yang saling bertelepon.
- Komunikasi Umum,
komunikasi umum meliputi satu orang kepada banyak orang, contohnya guru
kepada siswanya, ataupun banyak orang terhadap satu orang, contohnya hakim
kepada terdakwa.
Komunikasi Menurut Jumlah
Komunikasi menurut jumlah dibagi atas dua bagian yaitu sebagai
berikut:
- Komunikasi
Perorangan,
- Komunikasi kelompok antar
badan dengan badan atau organisasi dengan organisasi
Komunikasi Menurut Tujuannya
Komunikasi menurut
tujuannya adalah komunikasi berdasarkan maksud dan tujuan melakukan komunikasi.
Terdiri dari berbagai segi diantaranya sebagai berikut:
- Memberi perintah atau
instruksi
- Nasehat
- Saran
- Berpidato
- Berundinl
- Musyawarah
- Pertemuan
- Wawancara
- dan lain sebagainya
Komunikasi Langsung dan Tidak
Langsung
- Komunikasi langsung, adalah
komunikasi yang dilakukan langsung bertatap muka tanpa melalui perantara,
contohnya penjual dan pembeli di pasar yang saling berhadapan.
- Komunikasi Tidak Langsugn, adalah
komunikasi yang dilakukan melalui perantaraan media penghubung seperti
telephone, surat, internet dan media lainnya.
Komunikasi Internal
Komunikasi internal
adalah komunikasi yang dilakukan pada lingkungan organisasi/perusahaan sendiri.
Komunikasi internal dapat dibagi menjadi berikut:
- Komunikasi Vertikal
(tegak), komunikasi vertikal adalah
komunikasi dari atasan pada bawahannya, maupun sebaliknya.
- Komunikasi Horizontal, adalah
komunikasi antara pegawai dengan pegawai lainnya pada level yang sama.
7.Keterampilan Mendengar Dalam Berkomunikasi
Teknik
komunikasi diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh sumber
informasi atau penyampai komunikasi (komunikator) saat menyampaikan suatu pesan
kepada (komunikan) penerima pesan. Teknik komunikasi merupakan hal-hal yang
dapat mendukung keberhasilan kegiatan komunikasi sehingga tujuan yang
diinginkan tersebut dapat tercapai.
Tanpa teknik komunikasi, proses komunikasi akan berjalan tidak efektif. Teknik komunikasi yang diperlukan pada saat menyampaikan suatu pesan adalah Keterampilan Berbicara, Keterampilan Mendengar, Keterampilan menulis, Keterampilan Membaca. Pada kesempatan ini kita akan mengulas sedikit mengenaiKeterampilan Mendengar.
Mendengar merupakan aspek penting dalam berkomunikasi, mendengar melibatkan indra pendengaran telinga. Mendengar juga merupakan suatu keterampilan berbahasa. Mendengar secara aktif dan efektif adalah dengan memadukan indra pendengaran dengan pikiran, sehingga dapat menangkap dan menginterpretasikan pesan yang disampaikan. Berikut ini beberapa jenis mendengar secara aktif dan efektif:
Tanpa teknik komunikasi, proses komunikasi akan berjalan tidak efektif. Teknik komunikasi yang diperlukan pada saat menyampaikan suatu pesan adalah Keterampilan Berbicara, Keterampilan Mendengar, Keterampilan menulis, Keterampilan Membaca. Pada kesempatan ini kita akan mengulas sedikit mengenaiKeterampilan Mendengar.
Mendengar merupakan aspek penting dalam berkomunikasi, mendengar melibatkan indra pendengaran telinga. Mendengar juga merupakan suatu keterampilan berbahasa. Mendengar secara aktif dan efektif adalah dengan memadukan indra pendengaran dengan pikiran, sehingga dapat menangkap dan menginterpretasikan pesan yang disampaikan. Berikut ini beberapa jenis mendengar secara aktif dan efektif:
- Mendengar evaluatif-
mendengar evaluatif adalah kegiatan mendengar sambil melakukan evaluasi
terhadap kata-kata yang diucapkan pembicara. Kemudian hasil evaluasi
tersebut disampaikan kembali kepada pembicara dalam berbagai bentuk
seperti penolakan, persetujuan, dan lain-lain.
- Mendengar proyektif, adalah
memproyeksikan diri pendengar ke alam pikiran pembicara merupakan cara
mendengar secara proyektif. Pendengar berusaha memahami pandangan
pembicara dan memahami setiap arti kata sampai pembicaraan selesai.
Cara yang dapat dilakukan untuk menjadi pendengar yang aktif dan
efektif antara lain sebagai berikut:
- Mendengar penuh konsentrasi
- Menangkap pesan-pesan yang
penting atau inti pembicaraannya
- Mencatat hal yang dirasakan
penting
Dengan melakukan
ketiga cara diatas keterampilan mendengar akan menjadi efektif, sehingga point
penting pada saat seseorang mendengar tidak akan terlewatkan. Karena beberapa
jenis pembicaraan ada yang tidak bisa terulang kembali.
Sekian dan terima gaji :v
Sumber:
http://www.anugerahdino.com/2014/08/materi-pelajaran-korespondensi-kelas-x.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika
Sri Endang R. Sri Mulyani, Bekerjasama dengan kolega dan Pelanggan, Erlangga
Drs. E. Juhana Wijaya, Bekerjasama dengan kolega dan Pelanggan, Armico
Sri Endang R. Sri Mulyani, Bekerjasama dengan kolega dan Pelanggan, Erlangga
Drs. E. Juhana Wijaya, Bekerjasama dengan kolega dan Pelanggan, Armico